Minggu, 30 Mei 2010

love astro


halow…aku Gita, lengkapnya Barby Sagitaria. Ups, jangan salah dengan namaku ini, walaupun sejenak kalian berfikir aku ini adalah orang yang girly, tapi sebenarnya aku adalah manusia yang mempunyai sifat tomboy dan celelekan. Mungkin aku bukan cewek yang tomboy banget yang pandai dalam permainan cowok. Aku hanya anak biasa yang nggak terlalu peduli dengan penampilan dan suka sekali menantang cowok ataupun cewek yang berbuat tidak sesuai dengan aturan kesopanan di otakku. Tapi kata teman-temanku aku cukup manis, walaupun aku tidak pernah merasa seperti itu karena setiap aku bercermin, aku seperti ingin memuntahkan makanan yang ada di perutku.

Pagi ini sangat cerah, tetapi tidak dengan suasana hatiku. Bayangkan saja, aku bangun dari tidur sudah pukul 6 pagi. Aku nggak sempet sholat subuh, nggak sarapan, bahkan lupa gosok gigi,…ya walaupun aku bangun pagi pun, aku sering melupakan jadwal-jadwalku itu.

Aku tinggal di sebuah rumah kecil hasil jerih payah ayahku menjadi seorang pak bon di suatu sekolah dasar. Ibu hanya membuat usaha penitipan bayi atau hewan-hewan peliharaan. Aku adalah anak angkat mereka, kedua orang tua kandungku kecelakaan dan meninggal 10 tahun lalu. Tetapi aku tetap bersukur bisa tinggal bersama orang tua angkatku di rumah kecil ini. Walaupun kecil, rumah ini bukan kontrakan dan kami nyaman tinggal disini.

Aku segera berlari ke depan rumah walaupun sepatuku belum terpasang dengan benar. Bis sekolah memang telah menungguku 15 menit yang lalu. Aku berharap ia tidak akan meninggalkanku.

“ Ayah…! Ibu…! Aku berangkat…! Assalamu’alaikum…….! ” teriakku dari ruang tamu pada ayah dan ibu yang berada di ruang makan.

“ wa’alaikumsalam! Enggak sarapan? ” teriak ibu dari ruang makan. Tetapi aku tidak memperdulikan ibu yang berbicara. Aku segera berlari menuju bis yang telah berjalan pelan. Semakin cepat aku berlari, semakin cepat pula bis itu meninggalkanku.

“ woi!!! Tungguin….! Waduh.. bisa telat kalau kayak gini… aduh.. pikir! Berfikir gita! Coba loe berfikir gimana caranya agar loe nggak telat lagi masuk gerbang sekolah yang super ketatnya itu! Aduhh!”

Tiba tiba aku melihat sebuah motor yang berlari cepat dan menyerempetku yang sedang ngomong sendiri. Motor itu berhenti dan menghampiriku.

“ aduh… kakiku…!! Patah enggak ya??! Aduh… sakit..!” aktingku mungkin akan menarik perhatian si cowok tadi. Emang bener, si cowok tadi menghampiriku. Ternyata dia memekai seragam yang sama denganku. Wah… kebetulan..

“ sory! Enggak patah kan?!” ucapnya cuek.

“ ich.. loe tue apaan sich?! Ada cewek loe serempet malah enggak peduli gitu! Ia sich, mungkin ini enggak patah, tapi sakit! Kalo ada apa-apa dengan kaki gue, loe haus tanggung jawab!!!”

“ oke! Sekarang mau loe apa?! Duit?!” ucapnya ketus lagi. Aku berusaha menenangkannya.

“ udah, nggak usah..”

“ nggak usah?” tanyanya bingung.

“ nggak usah keras-keras ngomongnya! Iya, gue mau duitnya, buat ngurut nie kaki, kalo ada apa-apa kan berabe..”

“ berapa?”

“ seiklasnya..” ucapku dengan senyuman meminta iba.

“ kayak sumbangan sukarela aja loe! Seratus ribu?”

“ wah,, loe kelewatan.. sekarang mana ada ngurut cepek? Lima ratus ribu! Oke?!” ucapku dengan menaikkan alis kebawah dan keatas.

“ ada kok ngurut cepekan! Di tetangga gue ngurut nggak sampe cepek! Gimana kalo loe gue bawa ke tetanggan gue?”

“ yee… loe tu tau sekarang lagi krismon nggak sich? Nggak bisa! Lima ratus ribu harus ada!”

“ rentenir loe!”

“ bodo! Loe tu banyak omong banget ya? Loe tau, kita udah ngomel-ngomel kayak gini selama…” aku berusaha melihat jam di tanganku. Dan kagetnya aku,,

“ 15 menit!!! gue bisa terlambat!” ucapku bingung dan nggak bisa mikir.

“ ya udah… cepet loe naik!”

“ bener nie boleh numpang?”

“ bener! Lelet banget sich jadi cewek?!”

Aku pun naik ke motor ‘mega pro’ cowok ini. Aku sempat ngrasain deg-degannya di boncengi oleh seorang cowok. Aku terjedug-jedug di punggung cowok aneh ini karena ia terlalu cepat mengendarai motornya.

“ pegang pinggang gue nggak apa-apa kok.. loe dari tadi pengen itu kan?!”

“ ich… ge’er banget loe? Mendingan gue jatuh sekarang juga dari motor loe!”

Cowok ini tiba-tiba menaikkan kelajuan motornya, gila!!! Gue kayak terlempar dari ketapel. Motor itu berhenti dan berbalik menuju aku yang sedang mengelus-elus bokong kesakitan. Cowok itu turun dari motor. Wajahnya seolah mengejekku. Tangan cowok tadi terulur kearah mukaku. Aku menggapai tangannya dan berusaha berdiri dari jalan beraspal tempatku terjatuh, maksudku dijatuhkan olehnya. Belum pernah aku menemui cowok yang sangat menyebalkan seperti ini. Akhirnya aku pun menuruti sarannya agar memeluk pinggangnya. Benar-benar terasa hangat di hari yang dingin ini.

Akhirnya sampai juga di depan gerbang yang bertuliskan ‘GALAXI SCHOOL’. Aduh,.. gerbang sudah ditutup, walaupun aku tidak terlalu kaget melihatnya.

Aku berlari menuju gerbang. Aku melihat Pak Ton alias Pak Newton satpam sekolah kami. Pak Ton tidak bereaksi. Justru ada seorang cowok yang setengah berlari menuju kami. Dia Virgo, temen sekelasku sekaligus pengawas sekolah. Tugasnya memberi point bagi murid-murid yang melanggar tata tertib di SMA ini.

“ kalian terlambat 15 menit, tidak memekai dasi, kaos kaki tidak sesuai peraturan, rambut acak-acakan, dan….” Ucapnya sambil mencatatnya di buku catatan yang akan diserahkan ke guru BP.

“ tunggu! Tunggu! Kaos kaki gue nggak pendek kayak kemarin lagi kok!” ucapku menyangkal.

“kaos kaki kamu nggak pendek, tapi kamu pake kaos kaki hitam. Ini hari selasa, bukan jum’at ataupun sabtu. Oya, saya akan menambahkan point kamu lagi,”

“ apa?! Emang gue salah apa lagi?!” tanyaku bingung dan kesal.

“ nafas kamu nggak enak. Cepat ke kamar mandi dan gosok gigi kamu.”

Aku malu tidak karuan karena virgo membuka aibku. Cowok yang numpangin aku tadi juga ikut menahan tawa. Aku segera berlari masuk ke gerbang sekolah dan melarikan diri menuju kamar mandi. Malunya aku…

Mulutku sudah segar. Aku ingin kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Tapi saat aku ingin membuka pintu kamar mandi, pintunya terkunci.

“ waduh,… kok nggak bisa dibuka?!” aku bingung, aku menggedor-gedor pintu kamar mandi ini dengan berharap ada seseorang yang akan menolong.

“ tolong..! tolong…! Hallow…! Tolong…! Ada putri kekunci disini…! Woi..! tolong!” teriakku sambil menggedor-gedor pintu.

Sudah dua jam aku dikamar mandi ini tanpa ada seorangpun yang memberi bantuan. Aku hanya menyandarkan tubuhku di pintu kamar mandi ini. Tiba-tiba ada seorang cowok yang membuka pintu ini hingga aku jatuh karena telah bersandar di pintu. Aku menjatuhi tubuh cowok ini. Deg-degan, malu, dan senang bercampur jadi satu.